Optimalkan Racking, FIFO, dan Inventory ABC dalam WMS

Selamat datang, Storeman!
Kali ini kita akan membahas cara mengoptimalkan gudang dengan menerapkan racking management berbasis FIFO dan Inventory Model ABC. Ya, ini tentang: Optimalkan Racking, FIFO, dan Inventory ABC dalam WMS – Warehouse Management System.
Bersiaplah untuk mengubah gudang Anda menjadi lebih efisien dan efektif!

Menghitung Kapasitas Gudang dan Racking

Sebelum mulai mengatur gudang, Anda perlu mengetahui kapasitas gudang dan racking yang Anda miliki.

Kapasitas Gudang

  • Ukur dimensi gudang (panjang, lebar, dan tinggi).
  • Hitung volume total gudang dengan mengalikan panjang x lebar x tinggi.
  • Contoh: gudang berukuran 30m x 20m x 10m, volume totalnya adalah 6.000 m³.
  • Alokasikan sekitar 70-80% dari volume tersebut untuk penyimpanan barang.

Kapasitas Racking

  • Ukur dimensi rak (panjang, lebar, dan tinggi).
  • Hitung volume total rak dengan mengalikan panjang x lebar x tinggi.
  • Contoh: rak berukuran 2m x 1m x 5m, volume totalnya adalah 10 m³.
  • Pastikan beban yang diberikan pada rak tidak melebihi kapasitas maksimal yang ditentukan oleh produsen.

Prinsip FIFO dan Inventory Model ABC

Menerapkan prinsip FIFO (First In, First Out) dan Inventory Model ABC akan membantu Anda mengatur gudang secara efisien.

  • FIFO. Barang yang pertama masuk harus menjadi yang pertama keluar. Ini penting untuk menghindari barang menjadi usang atau kadaluarsa.
  • Inventory Model ABC. Kelompokkan barang menjadi kategori A, B, dan C berdasarkan nilai dan frekuensi penggunaannya. Tempatkan barang kategori A di area yang mudah diakses, sementara barang kategori B dan C bisa ditempatkan lebih jauh atau di rak yang lebih tinggi.

“Dapatkan solusi terbaik untuk meningkatkan profitabilitas bisnismu dengan PT Mitra Prima Produktivitas, konsultan LEAN Supply Chain Management ternama di Indonesia dengan fasilitor dan trainer berlisensi Internasional,
dan tingkatkan kinerja rantai pasokmu dengan bantuan ahli!”


Penataan Barang yang Benar

Menyusun barang dengan benar sangat penting dalam mengoptimalkan gudang. Berikut adalah cara menyusun barang berdasarkan prinsip FIFO dan Inventory Model ABC:

  • Susun barang yang lebih lama di bagian depan rak dan barang yang lebih baru di bagian belakang rak (FIFO).
  • Kelompokkan barang ke dalam kategori A, B, dan C.
  • Tempatkan barang kategori A di area yang mudah diakses dan dekat dengan pintu masuk gudang.

Menyusun Barang dan Coding dalam Racking System

Kali ini kita akan ngobrol tentang cara menyusun barang dan coding dalam racking system sesuai dengan prinsip FIFO dan metode inventory ABC. Yuk, kita mulai petualangan kita menuju gudang yang lebih efisien dan efektif!

Baca lainnya ?  6 Tips Memahami Pelanggan Anda

Menyusun Barang di Racking

Pertama, kita harus paham bagaimana menyusun barang di racking dengan baik. Ingat ya, prinsip FIFO itu “First In, First Out”, jadi barang yang masuk lebih dulu harus keluar lebih dulu. Gampang kan? Coba deh perhatikan tips berikut:

  1. Susun barang yang lebih lama di bagian depan rak, dan barang yang lebih baru di bagian belakang. Jadi, saat kita ambil barang, yang kita ambil adalah barang yang masuk lebih dulu.
  2. Lalu, kita susun barang sesuai metode inventory ABC. Barang kategori A kita letakkan di area yang mudah diakses dan dekat pintu masuk gudang. Barang kategori B dan C, kita bisa letakkan lebih jauh atau di rak yang lebih tinggi.
  3. Jangan lupa, pertimbangkan ukuran dan berat barang saat menyusunnya. Barang yang besar atau berat, kita letakkan di bagian bawah rak biar lebih aman dan mudah diambil.

Coding Barang

Setelah menyusun barang, kita perlu memberi kode pada masing-masing barang. Caranya gampang kok, ikuti tips berikut:

  1. Buat sistem kode yang jelas dan konsisten. Kode ini bisa mencakup informasi seperti kategori barang, jenis barang, dan informasi lainnya.
  2. Gunakan kode alfanumerik biar mudah diingat dan ditemukan. Contoh: A-BRG01 (kategori A, barang ke-01), B-BRG05 (kategori B, barang ke-05), dll. Memberi kode barang yang jelas dan konsisten, mencakup informasi seperti kategori barang (A, B, atau C), jenis barang, dan tanggal kedaluwarsa. Contoh: A-ELK01-1223 (kategori A, elektronik ke-01, kedaluwarsa bulan ke-12 tahun 2023.
  3. Tempel label dengan kode barang yang jelas pada setiap barang atau kemasan. Ini akan membantu kita mengenali barang dan memantau inventaris dengan mudah.
Baca lainnya ?  Lean Demand Forecasting

Nomor Racking

Beri nomor pada setiap rak secara sistematis. Anda bisa menggunakan kombinasi huruf dan angka untuk mengidentifikasi area atau lorong dan nomor rak secara spesifik. Contoh: L1-R1-A (Lorong 1, Rak 1, tingkatan A), L2-R2-B (Lorong 2, Rak 2, tingkatan B), dan seterusnya. Dengan nomor racking yang jelas, kita bisa dengan mudah menemukan barang yang kita cari.

Visual Color Coding

Gunakan warna atau simbol yang berbeda untuk label kategori barang agar mudah dikenali. Menggunakan warna atau simbol yang berbeda untuk label kategori barang memang sangat membantu dalam mengidentifikasi barang dengan cepat dan memudahkan pekerja dalam menemukan barang yang dibutuhkan.

  • Pertama, tentukan warna atau simbol yang akan digunakan untuk masing-masing kategori barang (A, B, dan C). Misalnya, Anda bisa menggunakan warna hijau untuk kategori A, kuning untuk kategori B, dan merah untuk kategori C. Alternatif lain, Anda bisa menggunakan simbol seperti bintang, segitiga, dan lingkaran.
  • Kedua, buat label dengan warna atau simbol yang telah ditentukan dan tempelkan pada setiap barang sesuai dengan kategorinya. Pastikan label mudah terlihat oleh pekerja saat mereka mencari atau menyimpan barang.

Dengan menerapkan sistem warna atau simbol ini, pekerja akan lebih mudah mengidentifikasi barang sesuai kategori dan menemukan barang yang dicari dengan lebih cepat. Hal ini akan meningkatkan efisiensi proses di gudang dan meminimalkan kesalahan dalam pengelolaan inventaris.

Contoh aplikasinya

  • Anda memiliki barang elektronik kategori A, seperti laptop dan smartphone. Beri label dengan warna hijau atau simbol bintang pada setiap kotak barang tersebut.
  • Barang kategori B bisa berupa aksesoris elektronik, seperti charger dan kabel. Beri label dengan warna kuning atau simbol segitiga pada kotak barang ini.
  • Sementara itu, barang kategori C bisa mencakup barang dengan permintaan lebih rendah, seperti peralatan kantor. Beri label dengan warna merah atau simbol lingkaran pada kotak barang ini.

Nah, itulah cara menyusun barang dan coding dalam racking system sesuai dengan prinsip FIFO dan metode inventory ABC. Dengan menerapkan cara-cara ini, kita bisa mengoptimalkan pengelolaan inventaris dan meningkatkan efisiensi gudang kita.

Material Handling yang Efektif

Agar proses material handling berjalan efisien di gudang yang memiliki sistem racking, Anda perlu:

  • Melatih pekerja agar memahami prinsip FIFO dan metode inventory ABC.
  • Gunakan peralatan material handling yang sesuai dengan kebutuhan gudang, seperti forklift, hand pallet truck, atau stacker.
  • Pertimbangkan penggunaan sistem otomatis, seperti AS/RS (Automated Storage and Retrieval System), untuk meningkatkan efisiensi dalam mengambil dan menyimpan barang.
Baca lainnya ?  Efektivitas Integrasi LEAN Supply Chain

Keselamatan di Gudang dengan Sistem Racking

Keselamatan di gudang sangat penting untuk menghindari kecelakaan dan kerugian. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:

  • Lakukan inspeksi dan pemeliharaan rutin pada rak dan peralatan material handling.
  • Pastikan pekerja mematuhi aturan keselamatan dan mengenakan peralatan pelindung diri yang sesuai.

Contoh Best Practices Racking Warehouse Management System

Misalkan Anda memiliki gudang dengan kapasitas 6.000 m³ dan menggunakan 80% dari volume tersebut untuk penyimpanan barang, maka kapasitas penyimpanan Anda adalah 4.800 m³. Dengan mengelompokkan barang ke dalam kategori A, B, dan C, Anda bisa menempatkan barang yang sering digunakan di area yang lebih mudah diakses, sehingga meningkatkan efisiensi gudang.

Dalam prakteknya, Anda mungkin memiliki beberapa rak dengan kapasitas total 1.000 m³. Dengan mengatur barang sesuai prinsip FIFO dan metode inventory ABC, Anda bisa mengoptimalkan penggunaan rak dan mengurangi risiko barang menjadi usang atau kadaluarsa.

Dengan memahami cara menghitung kapasitas gudang dan rak, menyusun barang yang benar berdasarkan prinsip FIFO dan Inventory Model ABC, serta menerapkan best practice dalam warehouse management, Anda akan dapat mengoptimalkan pengelolaan inventaris dan meningkatkan efisiensi gudang secara keseluruhan. Selalu perhatikan keselamatan dan kenyamanan pekerja dalam prosesnya agar operasional gudang berjalan lancar dan aman.

Semoga artikel ‘Optimalkan Racking FIFO dan Inventory ABC’ membantu Anda dalam mengelola gudang Anda dengan lebih baik. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin berbagi pengalaman, jangan ragu untuk meninggalkan komentar di bawah ini.

Selamat mencoba dan sukses selalu, Storeman!
Salam Produktivitas!

Dan Anda bisa terus belajar bersama dengan kami di Jago Kaizen dan Coach Wang.

Ingin mempelajari secara langsung dan privat LEAN Supply Chain dan Warehouse Management System Improvement bersama Coach Wawang dalam membangun peningkatan kinerja dan eliminasi pemborosan?
PT Mitra Prima Produktivitas adalah provider coaching, mentoring, training, dan consulting ternama di Indonesia untuk kinerja Produktivitas dan peningkatan Profitabilitas.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Kontak Coach Wang